Kamis, 19 Juli 2012

PELUANG BESAR UNTUK BUDIDAYA

Kemarin 18/7/2012 ,Tim GLC bersama Tim dari CV.Indo Gaharu sda dan Tim Litbang KSDA Mataram,kembali berkunjung ke beberapa perusahaan / industri gaharu di JATIM.Kunjungaqn yang kesekian kali di laksanakan ini kembali menguak misteri pergaharuan Indonesia.Kunjungan awal adalah ke industri resin yang di lakukan secara sederhana dengan kapasitas kerja juga tidak terlalu besar,namun dapat menyerap tenaga kerja dari penduduk sekitar yang lumayan banyak ini potensi dapat menghasilkan omset yang lumayan hebat.Setelah puas dengan informasi di industri gaharu,Tim melanjutkan penelusuran ke pengepul gaharu yang kebetulan perusahaan besar ini di komandanni oleh pengurus pusat sebuah Assosiasi Gaharu Indonesia yang terkenal itu.Hasil dialog dan wawancara Tim kami menyimpulkan bahwa Indonesia seharusnya  bisa memenuhi kebutuhan pasar gaharu Internasional apabila masyarakat dan Pemerintah saling bahu membahu bekerjasama dengan baik tanpa di landasi saling menguntungkan secara individu.
Di saat kuota gaharu tangkap alam semakin hari semakin menurun,sedangkan peremajaan gaharu sendiri masih sangat jarang di lakukan,ini sangat tidak seimbang.Posisi gaharu budidaya yang di kembangkan di beberapa daerahpun belum begitu menjajinkan.Ada beberapa faktor yang membuat budidaya gaharu melemah.Antara lain mulai dari si pengedar bibit yang tidak bertanggung jawab ( cuma bisa jual bibit saja ),yang lebih penting adalah tehnik inokulasi.Ini yang paling rawan dan sensitif di dalam budidaya gaharu.Sebab beberapa tehnik yang di kembangkan para peneliti mempunyai banyak versi.Ada yang asal suntik saja,ada yang bertujuan cari warna saja,ada juga yang bertujuan ke aroma.Tehnik yang di lakukanpun bermacam - macam.Dari menggunakan bahan tradisional sampai ke bahan kimia.
       Padahal,sesuai dengan fungsi awal gaharu itu sendiri adalah variatif.Timur tengah dan Eropa membutuhkan aroma, sedangkan RRC membutuhkan kandungan obatnya.Inilah hal yang perlu diperhatikan para peneliti teknologi inokulasi.Artinya apabila tujuan gaharu tersebut ada kaitan dengan kebutuhan kesehatan manusia,seharusnyalah tehnologi yang di gunakan untuk inokulasi gaharu terbuat/berbasis alami,bukan kimia.Teknologi inokulasi bukan hanya sekedar membuat warna hitam pada pohon,atau sekedar menciptakan aroma wangi pada pohon penghasil gaharu saja,tetapi juga harus bisa mempunyai nilai kandungan obat seperti hasil alam.Maka dari itu tehnologi yang di kerjakan sepantasnyalah berbasil alam juga.(BUKAN KIMIA) .Kita bisa membayangkan dampak negatif yang di hasilkan dari proses kimia.Ini juga berpengaruh pada pasar gaharu Internasional.
       Tak dapat di pungkiri lagi beberara hasil rekayasa tersebut pada akhirnya susah atau bahkan tidak dapat pasar.( tidak laku ).Saatnya gaharunis Indonesia bersatu dan berjiwa patriotisme.Kita kembalikan citra Bangsa ini di mata dunia yang dulu berjaya di dunia gaharu.Mendatangpun harus berjaya kembali.Jangan cuma semata - mata hanya kepentingan bisnis sesaat saja,gaharu harus bisa menjadi bisnis jangka panjang yang nantinya juga bisa di nikmati anak cucu kita.Apakah kita tak merasa miris melihat Negara tetangga terus yang memonopoli bangsa kita.Mereka dengan modal lahan yang tidak terlalu besar di bandingkan kita,justru lebih bersemangat di banding kita yang potensi di segala bidang.
      SIMPORI......teknologi inokulasi berbasis alam yang di kembangkan oleh salah satu pejabat Litbang KSDA Mataram yang sempat mendapat predikat 103 inovator terbaik ini,pada kesempatan kunjungan kemarin juga di tunjukan hasil dan analisisnya kepada pengusaha gaharu.Dari penilaian pengusaha dan industri gaharu,disimpulkan bahwa,pohon penghasil gaharu yang di inokulasi dengan teknologi SIMPORI dapat mengimbangi dan lebih bagus mutu dan kwalitasnya dengan hasil alam.Suatu temuan yang luar biasa yang layak untuk segera di kembangkan dan segera bisa di manfaatkan oleh pembudidaya gaharu.
    Saat ini GLC juga sudah menggunakan teknologi SIMPORI ini dalam rekayasa inokulasinya.Dengan binaan ahli SIMPORI langsung,GLC sudah mencoba dan membuktikan hasil dari SIMPORI tersebut.Akhirnya GLC mulai lakukan MOU dengan Ahli inokulasi dan perusahaan rekananya.Saat ini hasil dari inokulasi teknologi SIMPORI sedang di lirik oleh pengusaha singapura dan timur tengah.Bahkan mereka juga sedang siapkan kontrak kerjanya.Mudah - mudahan ini awal yang bagus dari cerita panjang gaharu budidaya kita..BRAVO SIMPORI....

Tidak ada komentar: